logo Kompas.id
UtamaKusta Bisa Dieliminasi, tapi...
Iklan

Kusta Bisa Dieliminasi, tapi Ancamannya Tetap Tinggi

Semenjak GH Armauer Hansen menemukan ”Mycobacterium leprae” sebagai penyebab kusta pada 1873, upaya penanganan kusta mengalami kemajuan yang sangat luar biasa.

Oleh
Sultani
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NTXsz3901-ZJCoGuTNK5ujKRw88=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190910_ENGLISH-SRIAL-KUSTA_C_web_1568124216.jpg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Suwarti (49) diamputasi kedua kakinya karena penyakit kusta sejak remaja. Kaki palsunya mulai rusak dan tak bisa dipakai sejak dua bulan terakhir. Ia terpaksa pinjam kaki palsu tetangga untuk bepergian. Saat ini, ia harus bekerja ekstra menghidupi keluarga karena suaminya tidak bisa bekerja lagi karena sakit gula.

Semenjak GH Armauer Hansen menemukan Mycobacterium leprae sebagai penyebab kusta pada 1873, upaya penanganan kusta mengalami kemajuan yang sangat luar biasa. Melalui penemuan ini, karakteristik penyakit kusta bisa dikenali dengan mempelajari sifat kuman Mycobacterium leprae. Temuan ini sekaligus memberikan jawaban bahwa penyakit kusta bisa disembuhkan secara medis.

Kusta merupakan masalah kesehatan masyarakat karena fatalitas yang ditimbulkannya bisa mengakibatkan disabilitas (cacat). Penyakit yang menyerang kulit manusia ini memiliki gejala yang relatif sama dengan penyakit-penyakit kulit pada umumnya.

Editor:
Bagikan