logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSaat Seni Tradisional Berbaur ...
Iklan

Saat Seni Tradisional Berbaur dengan Modernitas

Tradisi hanya bisa bertahan ketika terus diolah menjadi sesuatu yang baru. Untuk itu, selera anak-anak muda penting untul diperhatikan dan dimengerti.

Oleh
Ayu Pratiwi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/46r447f76GwwCM8idlZyQbUvaug=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F57da3c45-2048-4e35-9b0e-2149bf575d41_jpg.jpg
KOMPAS/AYU PRATIWI

Grup tari Kinari Dance asal Yogyakarta, salah satu grup seni yang tampil dalam acara Jakarta International Folklore Festival 2019 di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Di saat budaya pop lokal dan luar negeri banyak digemar masyarakat luas, apakah seni tradisional Indonesia masih menarik dan relevan untuk terus dipertahankan? Bagi banyak warga Indonesia yang masih lekat dengan akar budayanya, jawabannya adalah iya, tanpa ragu.

Namun, untuk terus bertahan, seni tradisional Indonesia perlu terus dikembangkan dan "dikawinkan" dengan unsur-unsur modern yang digemari oleh generasi muda.

Editor:
khaerudin
Bagikan