logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊAkankah Pesona Bali...
Iklan

Akankah Pesona Bali Tergantikan?

Seratus tahun setelah Official Tourist Bureau berdiri di Bali, Indonesia menghadirkan 10 Bali Baru. Empat di antaranya, ditambah dengan Likupang, merupakan destinasi superprioritas. Akankah pesona Bali tergantikan?

Oleh
ERIKA KURNIA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/AvpbMwxe1CfRcbWBnddhR0NMI8Y=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2Fcf86eb79-3e13-4790-91d2-814baa366a04_jpg.jpg
Kompas/Riza Fathoni

Wisatawan asing menikmati panorama sawah berundak di Desa Jatiluwih, di Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (9/8/2019). Desa Jatiluwih telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia (WBD) sejak tahun 2012 karena mempunyai keunikan dan ciri khas pada sistem pertaniannya, yaitu dengan menggunakan konsep filosofi Tri Hita Karana. Berawal dari kearifan lokal, kini Jatiluwih telah menjelma sebagai tujuan wisata terasering Bali selain Ubud.

Kurang lebih seabad lamanya, pariwisata Bali dikenal dunia. Pulau Dewata itu pun berjasa cukup besar bagi perekonomian negara yang memiliki belasan ribu pulau. Namun, kini, Pemerintah Indonesia terus giat mengembangkan Bali baru.

Potensi pariwisata Bali sudah disadari sejak zaman penjajahan Belanda. Dikutip dari buku Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata (2006) karya Michel Picard, sebuah perhimpunan kepariwisataan bernama Vereeneiging Toeristen Verkeer sampai membangun biro perjalanan Official Tourist Bureau di Bali pada 1914.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan