logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSebelum Menjadi Presiden,...
Iklan

Sebelum Menjadi Presiden, Habibie Telah Berpikir Indonesia Harus Demokratis

Pada 20 Mei 1998 malam, Presiden Soeharto memanggil Wakil Presiden BJ Habibie ke kediamannya di Jalan Cendana, Jakarta. Malam itu Soeharto menyampaikan keinginannya untuk mundur sebagai Presiden Indonesia.

Oleh
Khaerudin
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/T8XWmR8k2WYxrtny1fYQ-AWYpCc=/1024x512/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FHabibie1.jpg
DOKUMEN KOMPAS

BJ Habibie, Kamis (21/5/1998), mengucapkan sumpah sebagai presiden RI yang baru di Jakarta, disaksikan presiden sebelumnya, Soeharto.

Pada 20 Mei 1998, Presiden Soeharto memanggil Wakil Presiden BJ Habibie ke kediamannya di Jalan Cendana, Jakarta. Pukul 19.30, Habibie tiba di Cendana. Soeharto hendak membahas nama-nama menteri Kabinet Reformasi yang akan dilantik keesokan harinya, 21 Mei.

Malam itu, Soeharto juga menyampaikan berencana mengundang pimpinan DPR/MPR ke Istana Merdeka pada 23 Mei. Kepada Habibie, Soeharto menyatakan bermaksud menyampaikan kepada pimpinan DPR/MPR untuk mengundurkan diri sebagai presiden setelah Kabinet Reformasi dilantik.

Editor:
khaerudin
Bagikan