logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊLiterasi Sains
Iklan

Literasi Sains

Sekalipun angka buta aksara di Indonesia tinggal 2,06 persen (Badan Pusat Statistik, 2019), kita juga tergolong bangsa paling tunaliterasi, terutama literasi sains.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3kjqJ842LE0Lv3eSQSLOFlltTeI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190903-tapak-kali-bendo2_1567500721.jpg
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI

Diskusi tentang upaya menggiatkan literasi di Kampung Literasi Tapak Kali Bendo, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (7/8/2019).

Orang yang buta huruf pada abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak bisa baca tulis, tetapi mereka yang tidak bisa belajar, menyampaikan pikirannya, dan kembali belajar. (Alvin Tofler)

Peringatan dari Toflers dalam bukunya, Powershift (1991), itu masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Sekalipun angka buta aksara di Indonesia tinggal 2,06 persen (Badan Pusat Statistik, 2019), kita juga tergolong bangsa paling tunaliterasi, terutama literasi sains.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan