logo Kompas.id
UtamaPuisi Mengobati Jiwa Pengarang...
Iklan

Puisi Mengobati Jiwa Pengarang dan Pembacanya

Puisi sebagai ekspresi pikiran dan perasaan yang paling mentah memiliki kekuatan untuk berefleksi terhadap diri sendiri sekaligus proses penyembuhan sang penulis atas berbagai emosi yang menderanya.

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ipooVjupdCe5F6Q-h7qcit95nhg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F20190905-dne-candra-malik-kang-maman_1567693228.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sastrawan Candra Malik (kiri) dan Maman Suherman mendiskusikan puisi sebagai proses penyembuhan emosional bagi penulis ataupun pembacanya pada Indonesia International Book Fair 2019, di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

JAKARTA, KOMPAS — Puisi sebagai ekspresi pikiran dan perasaan yang paling mentah memiliki kekuatan untuk berefleksi terhadap diri sendiri sekaligus proses penyembuhan sang penulis atas berbagai emosi yang menderanya. Di sisi lain, puisi juga mulai diteliti agar bisa dikembangkan untuk menjadi moda terapi pasien dalam pengobatan medis.

”Puisi berbeda dengan novel dan cerita pendek (cerpen). Kata-kata di dalamnya tidak diedit. Puisi adalah ekspresi spontan penulis ketika teringat mengenai suatu topik, orang, atau pun kejadian,” kata sastrawan Candra Malik pada bincang-bincang bertema”Luka Kata” dalam acara Indonesia International Book Fair 2019, Kamis (5/9/2019), di Jakarta.

Editor:
yovitaarika
Bagikan