Jakarta Bukan Batavia
Susan Blackburn dalam bukunya, Jakarta, Sejarah 400 Tahun, menuliskan, ”Sebagaimana Belanda telah dua kali membangun Batavia baru, pertama di Kota dan kemudian di Gambir, pada era ini Soekarno juga memindahkan poros utama kota. Ia bertekad memberikan gambaran modern bagi Jakarta merdeka yang difokuskan di Jalan Thamrin yang membentang dari sudut barat daya Lapangan Merdeka menuju Jalan Sudirman dan Kebayoran Baru. Daerah ini bersih dari konotasi kolonial, serta akan menampilkan karya-karya hebat para arsitek dan kontraktor Indonesia.”
Dalam Kajian Pemindahan Ibu Kota Negara dari Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta adalah Batavia dan disebut representasi kepentingan Belanda, bukan rakyat Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan yang memperkuat Indonesia memerlukan ibu kota baru. Alasan yang mengusik fakta sejarah karena di awal masa kemerdekaan, Presiden Soekarno membenahi dan membangun Jakarta untuk membersihkannya dari konotasi kolonial. Batavia adalah bagian pembentuk Jakarta, tetapi tak bisa disamakan dengan Jakarta.