logo Kompas.id
UtamaTertinggal dari Singapura dan ...
Iklan

Tertinggal dari Singapura dan Malaysia, Indonesia Harus Genjot Inovasi

Inovasi menjadi kunci penting untuk memenangkan persaingan global di antara bangsa-bangsa di dunia.

Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/deoduH_lJ4xSrWWEr1owynb8I-E=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F5b4e6c28-4142-43d2-a1a4-2cb061ad073a_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Nofita Fitri Kurniasih (21), Rahma Fauzia Madaningrum (21), dan Nuvidian Khasanah (22), mengembangkan penelitian lendir bekicot untuk dimanfaatkan sebagai pasta gigi guna mencegah karies. Mereka membuat inovasi pasta gigi “Gelecot Toothpaste”, di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (2/8/2019).

DENPASAR, KOMPAS — Inovasi menjadi kunci penting untuk memenangkan persaingan global di antara bangsa-bangsa di dunia. Indonesia harus mampu meningkatkan inovasi melalui perbaikan pendidikan dan peningkatan kualitas riset berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengungkapkan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan sejumlah negara tetangga di regional ASEAN, misalnya Singapura atau Malaysia, dalam hal inovasi. Kondisi itu tercermin dari pemeringkatan Indeks Inovasi Global. Kalla menyebutkan, Indonesia menempati posisi ke-85 dari 129 negara di dunia yang diindeks.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan