logo Kompas.id
UtamaGerakan Berani Tes HIV
Iklan

Gerakan Berani Tes HIV

Ajakan tes HIV disertai contoh nyata pemimpin negara, terbukti berhasil menekan masalah HIV/AIDS di Afrika Selatan dan Botswana. Maka saya optimis hal yang sama bisa terjadi di Papua.

Oleh
Zubairi Djoerban
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XnYEYnA0CVgMyfNILP0XlU7FlV8=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190723adh03SILO.jpg
KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN

Dari kiri ke kanan, Brenda Crabtree Ramirez, Ketua Ilmiah IAS HIV Science Conference 2019, Randolph Matthews dari MSD, Christoph D Spinner dari University hospital rechs der Isar, Jerman, Hanneke Schuitmaker Pimpinan Penemuan Vaksin Berbasis Virus dan Pengobatan Translasional Janssen, dan Valdiela G Veloso dari Fundacao Oswaldo Cruz (FIOCRUZ) Brasil memaparkan hasil penelitian terbaru obat dan metode pencegahan infeksi HIV pada IAS Conference on HIV Science ke-10 di Mexico City, Mexico, Selasa (23/7/2019). KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN

Jauh sebelum terjadi kerusuhan, pada 31 Juli-3 Agustus lalu di Jayapura, Papua, diselenggarakan Internasional AIDS Conference (JIAC). Meski sepi dari publikasi, merupakan program penting untuk masa depan penanggulangan HIV di Indonesia. Dengan tema “Together to Fight HIV towards 3 Zeros” dan subtema “Gerakan Berani Tes HIV di Kota Jayapura”, JIAC mengajak masyarakat bersama mengatasi HIV sekaligus berani deteksi, mulai dari diri sendiri.

Sekadar mengingatkan “3 Zero” yang dimaksud berkaitan dengan strategi Fast Track: End AIDS by 2030 yang diinisiasi oleh UNAIDS dan direspons oleh negara-negara terdampak AIDS termasuk Indonesia. Fast Track, atau Jalur Cepat dalam bahasa Indonesia, memiliki tiga target besar yang disebut 3 Zeros: (1) Zero new HIV infection, (2) Zero AIDS related-death, dan (3) Zero discrimination.

Editor:
Bagikan