logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPenelitian Bajakah sebagai...
Iklan

Penelitian Bajakah sebagai Obat Antikanker Masih Panjang dan Rumit

Oleh
Dionisia Arlinta
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/H5gUPUXmlo_zWsv9oygKdw_4rkI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FPasar-Kahayan_82337567_1566233635.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Mama Ani, penjual obat tradisional, menunjukkan batang bajakah di Pasar Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (17/8/2019). Kayu ini dianggap bisa menyembuhkan kanker.

JAKARTA, KOMPAS – Penelitian terhadap potensi bajakah yang diklaim sebagai obat antikanker diharapkan bisa dikembangkan sampai tahap hilirisasi. Penelitian tersebut masih memerlukan proses yang panjang dan rumit. Untuk itu, kolaborasi mutlak dibutuhkan dari berbagai pihak, mulai dari akademisi, para ahli, pemerintah, dan instansi terkait.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Siswanto di Jakarta, Senin (26/8/2019) mengungkapkan, efektivitas bajakah harus dipastikan melalui sejumlah penelitian lanjutan, yakni dengan uji praklinik dan uji klinik. Apabila telah terbukti, peran industri pun dibutuhkan agar hasil penelitian tersebut bisa diproduksi secara masal dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Editor:
khaerudin
Bagikan