logo Kompas.id
UtamaKetegangan Menjelang Lahirnya ...
Iklan

Ketegangan Menjelang Lahirnya Orde Baru

Oleh
Nugroho F Yudho
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YDTPJdrCfttAyH8mVn6zbSWQbXE=/1024x790/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F422339_getattachmentd2a05c08-4dfb-46ab-b4c9-4be5dd6fe061413727-1.jpg
KOMPAS/PIET WARBUNG

Mendagri Amir Machmud (kanan) dan Menteri Perindustrian Mohamad Jusuf (tengah) hadir ketika Presiden Soeharto memberikan wawancara khusus sekitar lahirnya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar), yang ketika itu tepat 10 tahun. Wawancara dilakukan oleh Brigjen Nugroho Notosusanto (Kepala Pusat Sejarah ABRI) di jalan Haji Agus Salim 98, rumah Jenderal Soeharto saat menjabat Men/Pangad, Rabu (3/3/1976).

Kematian Julius Usman, adalah satu akibat dari ketegangan politik setelah munculnya Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Presiden Soekarno (waktu itu), kepada Soeharto. Surat itu diterbitkan menanggapi ketegangan sosial dan kian maraknya suara kritis atas kepemimpinan Soekarno.

Lewat surat itu Soekarno memberikan wewenang kepada Letjen Soeharto, waktu itu Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil “segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan Revolusi”. Lewat surat itulah kekuasaan Soekarno mulai terkikis, dan Soeharto muncul sebagai pimpinan baru.

Editor:
Bagikan