SURAT PEMBACA
”Quo Vadis” Danau Limboto?
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2Fkompas_tark_10937595_71_0-1.jpeg)
Nelayan Danau Limboto - Nelayan di Danau Limboto, Gorontalo, mengeluhkan sulitnya mendapat ikan akibat permukaan danau tertutupi enceng gondok, Senin (2/1/2012). Luas danau sekitar 3.000 hektar, 70 persen di antaranya atau 2.100 hektar tertutup enceng gondok. Akibatnya, pergerakan perahu nelayan terbatas, sedangkan ikan banyak bersembunyi di balik rerimbunan enceng gondok.
Apa yang dikhawatirkan lambat laun terjadi pada Danau Limboto. Sebagai mantan rimbawan, saya pernah bertugas di Subbalai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada tahun 1986-1988.
Dalam suatu diskusi dengan Kepala Bappeda Kabupaten Gorontalo waktu itu, Medi Botutihe (Wali Kota Gorontalo 1998-2008), saya yang mendampingi seorang ahli lingkungan dari Jerman pernah menyampaikan masalah ini.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "”Quo Vadis” Danau Limboto?".
Baca Epaper Kompas