Obituari
Perginya Ulama Pengawal Pancasila
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F20190317dit-Apel-Kebangsaan-Merah-Putih-14L_copy-1.jpg)
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Maimun Zubair (tengah) menyampaikan orasi kebangsaan pada Apel Kebangsaan “Kita Merah Putih” di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/3/2019). Selain orasi kebangsaan, ada juga pertunjukan musik, hadroh shalawat, serta pembacaan deklarasi kebangsaan. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh dan pemuka berbagai agama. KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Sorot matanya sangat tajam. Ingatannya masih prima. Gaya bicaranya tegas dan fasih. Di usia yang lebih dari 90 tahun, sosok karismatik ini masih sanggup membaca apa pun saja, termasuk membacakan kitab kuning (balah) di hadapan para santri dengan tanpa menggunakan alat bantu kacamata.
Kiai Maimun Zubair, akrab dipanggil Mbah Moen, adalah sosok yang tak bisa diceritakan dalam satu-dua kali kesempatan. Luas pengetahuan dan dalamnya keteladanan membuat kita harus bekerja keras untuk menampung samudra ilmu dan teladan yang diwariskannya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Perginya Ulama Pengawal Pancasila".
Baca Epaper Kompas