logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMbah Moen, Sosok Guru di Mata ...
Iklan

Mbah Moen, Sosok Guru di Mata Masyarakat

Semasa hidupnya, Mbah Moen memang dikenal sebagai pejuang nilai ke-Islam-an yang disesuaikan dengan budaya Indonesia. Maka, tidak heran apabila masyarakat Indonesia menilainya sebagai tokoh panutan, pemimpin, dan pengayom umat.

Oleh
SHARON PATRICIA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MyWyg9BPDpS5rMOrEG-iKOWQi4k=/1024x632/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2Fd2b20d52-2c6b-4710-9e04-44958809bb12_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)

Gambar KH Maimoen Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen (tiga dari kiri), Mustayar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, bersama gambar tokoh NU lainnya menghiasi Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (6/8/2019). KH Maimoen Zubair wafat di Mekkah, Arab Saudi, dalam usia 90 tahun pada Selasa.

Sosok ulama kharismatik Kiai Haji Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Persatuan Pembangunan. Mbah Moen yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928, meninggal pada usia 90 tahun.

Semasa hidupnya, Mbah Moen memang dikenal sebagai pejuang nilai ke-Islam-an yang disesuaikan dengan budaya Indonesia. Maka, tidak heran apabila masyarakat Indonesia menilainya sebagai tokoh panutan, pemimpin, dan pengayom umat.

Editor:
Bagikan