logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMbah Moen, Magnet Kekuatan...
Iklan

Mbah Moen, Magnet Kekuatan Politik

Beberapa peristiwa yang juga dihadiri Kompas, lima tahun lalu, memperlihatkan sosok Mbah Moen sebagai salah satu tokoh sentral, magnet bagi kekuatan-kekuatan politik di Republik ini.

Oleh
Stefanus Osa Triyatna
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/a6x1BvKHXqaTrT1cQTVytITOTm8=/1024x748/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F6488e404-418f-4818-a6ae-e4666fa92f2a_jpg.jpg
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, yang juga Ketua Majelis Syariah PPP, KH Maimoen Zubair (kanan), menyambut calon presiden dari PDI-P, Joko Widodo, yang berkunjung pada Minggu (4/5/2014). Kunjungan yang juga dilakukan ke Pondok Pesantren Giri Kusumo, Demak, itu merupakan rangkaian silaturahmi Jokowi dengan tokoh-tokoh Islam.

Tubuh renta KH Maimoen Zubair (85), Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan, seolah tidak pernah beristirahat. Sepulang dari ibadah haji, Selasa (14/10/2014), Mbah Moen, begitu sapaannya, hanya singgah di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, kemudian mengikuti beragam kegiatan yang padat.

Dalam rapat tertutup Pengurus Harian PPP, Kamis (16/10/2014) siang, Mbah Moen mengisahkan, selama di Mekkah, dirinya sudah ditunggu Majelis Partai di Jakarta untuk membantu penyelesaian konflik antara kubu Suryadharma Ali dan Romahurmuziy. Karena itu pula, Mbah Moen tidak langsung kembali ke rumahnya di Rembang, Jawa Tengah.

Editor:
haryodamardono
Bagikan