Kesalehan Sosial
Ikhtiar Mengikis Kedengkian

Tarian Darwis atau tarian Sufisme ditampilkan dalam peringatan kematian Jelaleddin Mevlana Rumi (Jalaluddin Rumi), Minggu (16/12/2018), di Istanbul, Turki. Rumi merupakan penyair dan pendiri sufisme. Tarian ini merupakan ekspresi Rumi yang mengajarkan toleransi dan mencari pemahaman. Penari berputar seperti planet-planet yang mengelilingi matahari dan menjadikan tarian itu sebagai bentuk doa. Jalaluddin Rumi sendiri hidup di abad 13 di Kota Konya. AFP/ YASIN AKGUL
Ada pengalaman tak lazim di sebuah mushala kecil di wilayah Beji, Depok, Jabar, terutama saat kultum selepas subuh. Jemaah khusyuk mendengar tausiah pendek oleh entah siapa. Disebut ”entah siapa” karena narasumber langsung berkisah tentang perjalanan ribuan laron menuju cahaya, tanpa mukadimah, tanpa pengantar takmir mushala.
Tak ada pergeseran posisi duduk jemaah dari posisi selepas shalat Subuh. Hijab pembatas saf laki-laki dan perempuan pun tak disingkap hingga jemaah ibu-ibu hanya dapat menyimak audio dari pengeras suara, tanpa bertatap muka dengan ustaz. Tausiah tak disampaikan di mimbar yang tersedia di samping mihrab. Ustaz tetap duduk dalam posisi semula.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Ikhtiar Mengikis Kedengkian".
Baca Epaper Kompas