logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊDuka Jawa Timur untuk...
Iklan

Duka Jawa Timur untuk Kepergian KH Maimoen Zubair

Para tokoh masyarakat Jawa Timur menyampaikan rasa duka dan belasungkawa atas kepergian KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, di Tanah Suci, Selasa (6/8/2019).

Oleh
AMBROSIUS HARTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nBgV1g9pQCVNYr-Zm5lOhTBNK1M=/1024x621/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F024d77b6-c957-4f0e-827e-4974018b06ce_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)

Gambar yang dilengkapi kata-kata bijak KH Maimoen Zubair atau dikenal sebagai Mbah Moen, Mustayar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, bersama gambar tokoh NU lainnya menghiasi Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (6/8/2019). KH Maimoen Zubair wafat di Mekkah, Arab Saudi, dalam usia 90 tahun.

SURABAYA, KOMPAS β€” Para tokoh masyarakat di Jawa Timur menyampaikan rasa duka dan belasungkawa atas kepergian KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, di Tanah Suci, Selasa (6/8/2019). Mbah Moen merupakan sosok ulama kharismatik yang amat dihormati dan disegani.

Mbah Moen lahir di Rembang, tepat saat Kongres Pemuda II digelar 28 Oktober 1928. Semasa hidup, almarhum pernah membaktikan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Rembang selama tujuh tahun dan anggota MPR utusan Jawa Tengah selama tiga periode. Sampai dengan wafatnya di Mekkah, Arab Saudi, Mbah Moen adalah Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan