logo Kompas.id
UtamaDrama dan Air Mata di Suzuka
Iklan

Balap Ketahanan

Drama dan Air Mata di Suzuka

Balap Ketahanan Suzuka 8 Hours di Jepang, Minggu, ibarat opera sabun yang penuh drama, bahkan hujan air mata. Gelar juara di balapan itu sempat ditentukan dari tragedi sebelum akhirnya berlanjut ke putusan di luar lintasan.

Oleh
Yulvianus Harjono dari Suzuka Jepang
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/-i9HCH9YPiAvk1M_etKGuHe7_38=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190728jon5-Suzuka-8-Hours_1564332432.jpg
KOMPAS/YULVIANUS HARJONO

Suasana di tribune utama Stadion Suzuka, Jepang, menjelang berakhirnya Balapan Ketahanan Suzuka 8 Hours, Minggu (28/7/2019) malam.

Jonathan Rea, pebalap andalan tim Kawasaki Racing, tertunduk lemas seusai balapan. Ia bergegas meninggalkan gedung utama sirkuit legendaris di Jepang itu seusai mendapatkan informasi awal bahwa ia dan timnya tidak akan berdiri di podium juara. Empat kali juara dunia Superbike itu terjatuh saat memimpin balapan Suzuka 8 Hours.

Ironisnya, insiden itu terjadi tiga menit jelang berakhirnya balapan yang berlangsung selama hampir delapan jam penuh, sejak siang hingga malam, Minggu (28/7/2019). Kecelakaan yang menimpa mantan pebalap tim MotoGP  Repsol Honda itu memaksa direktur balapan mengibarkan bendera merah sebagai tanda balapan dihentikan karena situasi berbahaya. Tumpahan oli plus hujan gerimis membasahi sirkuit itu.

Editor:
Johan Waskita
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 26 dengan judul "Drama dan Air Mata di Suzuka".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...