logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊHubungan Kerabat di Balik...
Iklan

Hubungan Kerabat di Balik Kasus Polisi Tembak Polisi

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Poengky Indarti mengatakan, kasus polisi tembak polisi di Sentra Pelayanan Polsek Cimanggis, Kamis (25/7/2019) menunjukkan tindakan sewenang-wenang dalam penggunaan senjata api. Di sisi lain juga menunjukkan intervensi pelaku karena ada hubungan kekerabatan.

Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY/INSAN ALFAJRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jK32ao9b6JoK_dtXjRQn7c-US6U=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190726_111719_1564125936.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY

Suasana kantor Kepolisian Sektor Cimanggis, Jumat (25/7/2019). Aktivitas pelayanan normal setelah polisi menembak polisi di ruang sentra kepolisian, Kamis malam.

JAKARTA, KOMPAS β€” Brigadir RT menembak Brigadir Kepala Rachmat Effendy di Kepolisian Sektor Cimanggis, Depok, Jawa Barat, karena menolak permintaan untuk menghentikan proses hukum terhadap keponakannya. Padahal, keponakannya, FZ, merupakan pelaku tawuran.

Penembakan ini terjadi di Sentra Pelayanan Kepolisian Sektor (Polsek) Cimanggis, Kamis (25/7/2019) pukul 20.50 WIB. Rachmat tewas di lokasi kejadian dengan luka tembak di leher, dada, perut, dan paha.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan