logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMerekam Jejak Dampak...
Iklan

Merekam Jejak Dampak Perkembangan Kebudayaan terhadap Lingkungan

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RLPb-yLgGDe9mJ1fIbQ7LA6h8pM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190724_090124_1563970091.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Guru Besar Antropologi Universitas California Santa Cruz Anna Tsing menjelaskan mengenai teori antroposen yang menjadikan manusia beserta lingkungannya sebagai kolaborator yang menjadikan Bumi kian sulit ditempati dalam Simposium Internasional ke-7 Jurnal Antropologi Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu (24/7/2019).

YOGYAKARTA, KOMPAS β€” Pendekatan menggunakan persepsi antroposen membantu merekam jejak dampak perkembangan kebudayaan serta percepatan peningkatan kesejahteraan manusia terhadap lingkungan. Studi kemanusiaan tidak lagi hanya mengacu kepada masyarakat sebagai pemicu perubahan, tetapi juga melibatkan keterlibatan aspek lain, seperti flora dan fauna sebagai kolaborator.

"Antroposen melihat berbagai fenomena yang terjadi kepada masyarakat, lingkungan hidup, industri, maupun alam semesta sebagai rangkaian titik yang kemudian disambungkan untuk melihat peta dan polanya," kata Guru Besar Antropologi Universitas California Santa Cruz Anna Tsing ketika memberi kuliah umum dalam Simposium Internasional ke-7 Jurnal Antropologi Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (24/7/2019). Simposium ini bertema "Penggunaan dan Penyalahgunaan Keragaman: Respon Antropologis terhadap Ancaman Disintegrasi".

Editor:
yovitaarika
Bagikan