logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊGereja Diajak Berkolaborasi...
Iklan

Gereja Diajak Berkolaborasi Atasi Perdagangan Manusia

Gereja di Nusa Tenggara Timur diajak untuk berkolaborasi dengan Pemprov NTT mengatasi masalah perdagangan manusia yang marak menimpa warga. Kasus peradagangan manusia NTT saat ini akibat kemiskinan dan lemahnya sumber daya manusia.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mUUeWbRgrWSlhkud0LgnuPCQSGM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2Fgereja-rapat_1564055164.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Gubernur NTT Viktor Laiskodat (deretan depan, nomor lima dari kiri) berfoto bersama para uskup se-Bali Nusra pada pertemuan Pastoral XI di Atambua, 24-27 Juli 2019. Pertemuan para uskup Regio Bali Nusra dalam mengatasi perdagangan manusia di NTT mutlak dibutuhkan. Gereja tidak hanya melayani kehidupan rohani, tetapi juga butuh terlibat aktif memajukan kesejahteraan masyarakat atau umat.

ATAMBUA, KOMPAS β€” Gereja di Nusa Tenggara Timur diajak berkolaborasi dengan pemerintah mengatasi masalah perdagangan manusia yang marak menimpa sebagian warga. Kasus perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timur terjadi akibat kemiskinan dan lemahnya sumber daya manusia.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat ketika berbicara di hadapan para uskup Region Bali Nusa Tenggara di  Atambua, Kamis (25/7/2019), mengatakan, masalah buruh migran asal NTT yang tengah marak bukan hanya tanggung jawab pemda atau DPRD. Gereja sebagai pemegang otorita iman Kristiani di NTT juga perlu terlibat langsung mengatasi masalah ini.

Editor:
aufrida wismi
Bagikan