logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊTantangan Bangun Provinsi Baru...
Iklan

Tantangan Bangun Provinsi Baru di Tapal Batas Negeri

Sebagai provinsi yang belum genap 7 tahun, Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia memiliki banyak tantangan, seperti penyelundupan narkoba, miras, dan makanan tak berizin edar. Bagaimana Pemerintah Provinsi Kaltara membangun wilayahnya dengan berbagai tantangan itu?

Oleh
SUCIPTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_fNcfT1LBiGGo4_v5QtEoG6nLG0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190717CIP_IRIANTO-LAMBIRE-GUBERNUR-KALTARA_1563620465.jpg
KOMPAS/SUCIPTO

Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambire, saat diwawancara di Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu (17/7/2019).

Kalimantan Utara merupakan provinsi ke-34 di Indonesia yang resmi terbentuk sejak terbitnya UU No 20 Tahun 2012. Sebelumnya, Kaltara merupakan bagian dari Kalimantan Timur dengan total luas 1,5 kali Pulau Jawa. Kesenjangan pembangunan di wilayah perbatasan membuat diperlukannya provinsi baru di wilayah utara Indonesia ini.

Letak Kaltara berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni Sabah di utara dan Sarawak di barat. Kondisi di perbatasan ini membuat banyaknya penyelundupan minuman keras, narkoba, makanan, dan kebutuhan pokok lain dari Malaysia. Bahkan, diperkirakan terdapat 300 jalur tak resmi (jalur tikus), baik darat dan laut yang digunakan untuk menyelundupkan berbagai barang.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan