ANALISIS EKONOMI
Agenda Tim Ekonomi
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FIMG_7687.jpg)
Pegawai PT Wim Motor memeriksa sepeda motor listrik rakitannya di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (20/7/2018). Sepeda motor listrik yang diimpor dari China itu telah dipasarkan di Agats, Kabupaten Asmat, Papua, sejak 2009.
Apa sebenarnya “dosa” paling besar perekonomian kita? Ekonom terkemuka Universitas California Berkeley, Barry Eichengreen memopulerkan istilah “dosa asal” dalam ekonomi, yaitu ketidakmampuan sebuah negara membiayai pembangunan dengan mata uang sendiri meskipun lewat penerbitan utang di dalam negeri. Dengan kata lain, perekonomian sangat tergantung pada pembiayaan asing. Semakin tinggi proporsi pendanaan asing, maka semakin besar risikonya, yang ditandai dengan tingginya fluktuasi ekonomi akibat faktor eksternal.
Perekonomian kita termasuk dalam kategori ini. Ketergantungan kita pada pihak asing tak sebatas pembiayaan, namun juga faktor produksi lain, khususnya bahan baku. Pada 2018, kita mengalami defisit transaksi berjalan sebesar 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), terbesar sejak 2014. Perbaikan profil risiko eksternal disertai pertumbuhan domestik yang meredup, bukan serta-merta berita baik.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Agenda Tim Ekonomi".
Baca Epaper Kompas