Segera Bentuk Badan Pengelola Cagar Budaya Ombilin
![https://cdn-assetd.kompas.id/63dLYSkVqg46Oq3dJuNdDKdE8wM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190707_101720_1562499067.jpg](https://cdn-assetd.kompas.id/63dLYSkVqg46Oq3dJuNdDKdE8wM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190707_101720_1562499067.jpg)
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid (tengah) memberi taklimat media mengenai pengukuhan Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat sebagai warisan budaya dunia oleh Unesco. Acara diadakan di Jakarta, Minggu (7/7/2019).
Tambang batubara Ombilin di Sawahlunto telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. Kawasan yang dibangun pada 1891 ini hendaknya dijadikan sebagai tempat pendidikan sekaligus sumber pendapatan.
JAKARTA, KOMPAS β Penetapan Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat sebagai cagar warisan budaya oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO harus segera ditindaklanjuti dengan membentuk badan pengelola khusus. Status warisan budaya tidak bisa dikelola seperti obyek pariwisata pada umumnya.