logo Kompas.id
โ€บ
Utamaโ€บParadigma Pembinaan Kunci...
Iklan

Paradigma Pembinaan Kunci Prestasi Sepak Bola

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/05Q8exdXgoILY_YScSZ2d4J-Mo0=/1024x776/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190630dri-19SILO.jpg
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Tim LKG-SKF Indonesia (merah) menghadapi SSB Intan Soccer Cipta Cendikia dalam laga persahabatan di sela Meet The World jelang penyelenggaraan Piala Gothia 2019 di Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/6/2019). Dalam laga itu, LKG-SKF Indonesia menang telak 7-0. Tim itu sudah lebih kompak dibanding pertandingan-pertandingan sebelumnya.

JAKARTA, KOMPAS โ€“ Pesepak bola muda Indonesia berusia di bawah 16 tahun sering kali juara di ajang internasional. Namun, memasuki usia remaja hingga dewasa, mereka justru keok. Hal itu karena ada kekeliruan dalam pembinaan sepak bola. Sering kali, pesapak bola muda dituntut juara dalam suatu ajang. Padahal, di usia itu, mereka harusnya diarahkan menikmati pertandingan.

โ€Jangan bangga juara di level muda. Sebab, itu adalah juara yang semu. Juara sejati itu ketika di level senior,โ€ ujar Timo Scheunemann, mantan pelatih yang kini menjadi analis sepak bola di Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/6/2019). Timo menyampaikan hal itu di sela acara โ€Meet The World" yang menjadi bagian persiapan Tim LKG-SKF Indonesia mengikuti Piala Gothia 2019 di Gothenburg, Swedia, 14-20 Juli.

Editor:
agungsetyahadi
Bagikan