logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPenelitian UGM: Kematian...
Iklan

Penelitian UGM: Kematian Petugas KPPS Bukan karena Diracun

Tim peneliti dari UGM memaparkan hasil penelitian mereka terkait penyebab meninggalnya banyak petugas Pemilu 2019. Tim memastikan, kematian bukan karena diracun, melainkan karena adanya riwayat penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan stroke.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rT6Rs8xiOKqxG6XdzwXvqG2tQLM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2F20190424_PANTAU-KESEHATN-PETUGAS_B_web_1556090031-1.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Sri Rahayu, petugas kesehatan dari Puskesmas Ciputat Timur, memeriksa kesehatan Alifah Nurul, anggota KPPS, saat pemungutan suara ulang Pemilu 2019 di TPS 71 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Rabu (24/5/2019).

JAKARTA, KOMPAS β€” Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, melakukan kajian terkait penyebab meninggalnya banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara pada Pemilu 2019. Dari hasil kajian, tidak ada yang janggal dari kematian para petugas KPPS. Penyebab kematian natural dan diduga karena adanya riwayat penyakit kardiovaskular.

Koordinator peneliti UGM, Abdul Gaffar Karim, saat jumpa pers di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (25/6/2019), mengatakan, hasil kajian tim peneliti UGM memastikan para petugas KPPS meninggal bukan karena diracun seperti isu yang banyak beredar belakangan, melainkan karena adanya riwayat penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan stroke.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan