logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊKepadatan Dinilai Berkurang,...
Iklan

Kepadatan Dinilai Berkurang, Warga Belum Merasakannya

TomTom Traffic Index menunjukkan kepadatan lalu lintas di Jakarta turun delapan persen. Namun sejumlah warga Jakarta tidak merasa kepadatan telah berkurang.

Oleh
Aguido Adri
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sWP68mNTBGYF3y4o7GDEM01IFno=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190503_OJEK-DARING_B_web_1556803125.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Sejumlah ojek daring menurunkan penumpang di kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat pusat perbelanjaan di Casablanca, Jakarta Selatan, perkantoran di kawasan Karet, Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2019). Penyediaan tempat berhenti (shelter) bagi ojek daring untuk mengangkut dan menurunkan penumpang diperlukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di lokasi antar-jemput.

JAKARTA, KOMPAS – TomTom Traffic Index merilis hasil indeks lalu lintas di 403 kota di 56 negara. Berdasarkan indeks tersebut, kepadatan lalu lintas di Jakarta turun delapan persen, sehingga Jakarta yang tahun 2017 masih berada di peringkat ke-4 kota termacet, tahun 2018 naik ke peringkat ke-7. Meski demikian, sejumlah warga Jakarta tidak merasa kemacetan berkurang.

Berdasarkan data TomTom Traffic Index, jam macet di pagi hari pada 2018, sebesar 63 persen dengan waktu keterlambatan 16 menit. Sementara di jam macet sore mencapai 88 persen dengan waktu keterlambatan 26 menit. Angka itu turun jika dibandingkan pada 2017. Jam macet di pagi hari mencapai 73 persen dengan keterlambatan waktu 22 menit. Sementara pada jam sore 99 persen dengan keterlambatan waktu hingga 30 menit.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan