logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMemanusiakan Sopir Angkot
Iklan

Memanusiakan Sopir Angkot

Oleh
AGUIDO ADRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Zmbo5R10qXvHysqR2D1_Dk3qW80=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F51bd2203-da6b-4b23-8aab-d679afb63fff_jpg.jpg
KOMPAS/AGUIDO ADRI

Angkot Jak Lingko terintegrasi langsung dengan Stasiun LRT Boulevard Utara Kelapa Gading.

Charles Tampubolon (40), sopir JAK 61, rute Tanjuk Priok-Pulogadung via Kelapa Gading baru satu bulan bergabung dengan program Jak Lingko dari PT Transportasi Jakarta. Sekarang ia tidak lagi pusing harus dikejar setoran dan pulang larut malam.

Sebelumnya, Charles adalah sopir Metromini dan sopir angkot reguler. Dalam sebulan, penghasilan bersihnya tidak menentu, kadang hanya mendapat Rp 1 juta, jika beruntung bisa dapat Rp 3 juta-Rp 4 juta. ”Sopir angkot reguler kerja bisa 24 jam, penghasilan tidak seberapa karena uang hasil narik harus dipotong ke operator. Kejar setoran ini yang membuat kami tertekan. Hidup benar-benar tua di angkot,” ujarnya lirih.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan