logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊBakcang Ayam dan Lamang Baluo ...
Iklan

Bakcang Ayam dan Lamang Baluo Yang Mempersatukan

Festival 10.000 Bakcang Ayam dan 10.000 Lamang Baluo diselenggarakan di Jalan Batang Arau, tak jauh dari Jembatan Siti Nurbaya, Kota Tua, Padang, Kamis-Jumat (6-7/6/2019).

Oleh
YOLA SASTRA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IriwKVI1MA0AzPw444IUa4bv65A=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2FDSC02542_1559917383.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Panitia mengemas bakcang ayam ke dalam kantong kertas sebelum dibagikan kepada pengunjung Festival 10.000 Bakcang Ayam dan 10.000 Lamang Baluo yang digelar di Jalan Batang Arau tak jauh  dari Jembatan Siti Nurbaya, Kota Tua, Padang, Sumatera Barat, Jumat (7/6/2019).

Perbedaan ada untuk saling menguatkan, bukan dipertentangkan. Di tengah perbedaan pasti ada titik kesamaan yang mempersatukan. Demikian pesan dari Festival 10.000 Bakcang Ayam dan 10.000 Lamang Baluo yang diadakan di Jalan Batang Arau, tak jauh dari Jembatan Siti Nurbaya, Kota Tua, Padang, Kamis-Jumat (6-7/6/2019).

Bakcang ayam dan lamang baluo menjadi simbol baru yang menggambarkan kerukunan dan persatuan antaretnis di Padang, khususnya Tionghoa dan Minangkabau. Meskipun berbeda bentuk, rasa, dan asal, keduanya memiliki kesamaan. Bakcang ayam (Tionghoa) dan lamang baluo (Minangkabau) sama-sama berbahan dasar ketan, memiliki isian, dan dibungkus daun.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan