logo Kompas.id
UtamaMudik, Tradisi Merawat...
Iklan

Mudik, Tradisi Merawat Kekerabatan

Oleh
HARIS FIRDAUS
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dVrMGRoKtVVxerykNxAegSpz1hg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F71608313_1539966462.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Heddy Shri Ahimsa-Putra, saat menyampaikan kuliah publik antropologi Koentjaraningrat Memorial Lecture XV/2018 bertajuk ”Integrasi Nasional dan Ancaman yang Dihadapi” di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (19/10/2018). Heddy menyampaikan pemikiran-pemikiran Koentjaraningrat terkait dengan integrasi nasional.

Mudik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia. Tiap tahun, jutaan warga berbondong-bondong kembali ke kampung halamannya untuk bertemu dengan keluarga besar mereka.

Para pemudik rela bersusah-payah agar bisa pulang ke kampung halaman. Mereka bersedia mengeluarkan banyak uang dan menempuh perjalanan jauh yang penuh hambatan agar bisa mudik. Lalu, apa yang sebenarnya membuat tradisi mudik begitu melekat pada masyarakat Indonesia?

Editor:
Bagikan