logo Kompas.id
UtamaKerusakan Batang Sinamar...
Iklan

Kerusakan Batang Sinamar Mengancam Pertanian

Kerusakan daerah aliran sungai Batang Sinamar, Limapuluh Kota, Sumatera Barat akibat tambang pasir liar mengancam pertanian padi. Ratusan hektar sawah terancam kekurangan air karena sebagian besar sistem irigasi sawah yang digerakkan kincir air rusak dipicu tambang. Hasil panen petani menurun drastis sejak lima tahun terakhir.

Oleh
YOLA SASTRA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nF6J9rTmKAWlOhP70zBhKJq8mc4=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2FDSC01829_1558425482.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Kincir air di Batang Sinamar yang menjadi perangkat sistem irigasi sawah di Nagari Koto Tangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Sabtu (18/5/2019), terbengkalai. Lantak (bendungan bambu) yang menahan air untuk menggerakkan kincir rusak karena terjadinya pengikisan pasir akibat tambang pasir liar di bagian hilir sungai.

LIMAPULUH KOTA, KOMPAS -- Kerusakan daerah aliran sungai Batang Sinamar, Limapuluh Kota, Sumatera Barat akibat tambang pasir liar mengancam pertanian padi. Ratusan hektar sawah terancam kekurangan air karena sebagian besar sistem irigasi sawah yang digerakkan kincir air rusak dipicu tambang. Hasil panen petani menurun drastis sejak lima tahun terakhir.

Menurut petani di Nagari Koto Tangah Simalanggang dan Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, yang menggantungkan irigasi sawah dari Batang Sinamar, aktivitas tambang pasir memicu semakin derasnya aliran air dan pengikisan dasar sungai. Akibatnya, lantak (bendungan bambu) yang menahan air untuk menggerakkan kincir semakin gampang rusak. Semakin curamnya tebing sungai karena pengikisan dan dangkalnya sungai yang juga dipicu kerusakan sungai menyulitkan kincir untuk berputar dan menjangkau air.

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan