logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊRehabilitasi Lahan Kritis...
Iklan

Rehabilitasi Lahan Kritis Sulit Tercapai Tuntas

Oleh
ICHWAN SUSANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/P0A6vzxXOm5O4hhzV2_p8ZO6t8Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F522248_getattachmentb97a6b3a-8ce1-40bd-a40e-0ce7036bb72a513651.jpg
KOMPAS/ZULKARNAINI

Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Desa Alur Baning, Kecamatan Babur Rahmah, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, Minggu (11/3/2018) yang akan direhabilitasi dengan cara menanam pohon kehutanan. Lahan TNGL yang rusak karena perambahan akan direhabilitasi dengan cara menanam pohon kehutanan dengan pola hutan kemitraan melibatkan petani, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat.

JAKARTA, KOMPAS – Upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Indonesia sulit mengejar luas tutupan pohon pada lokasi yang akan direhabilitasi itu. Meski tahun ini anggaran rehabilitasi hutan dan lahan ditingkatkan hingga 325 persen untuk mengerjakan target 205,78 ribu hektar, butuh waktu hampir 70 tahun untuk mengerjakan seluruh lahan kritis seluas 14 juta hektar.

Pelibatan masyarakat lebih sistematis dalam rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) seperti mengoptimalkan program perhutanan sosial dapat mempercepat upaya tersebut. Perhutanan sosial yang ditargetkan seluas 12,7 juta ha pada akhir 2019 dan direvisi jadi 4,38 juta ha membuka peluang rehabilitasi dilakukan masif.

Editor:
Bagikan