logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊSiamang, Gajah, Kemenyan, dan ...
Iklan

Siamang, Gajah, Kemenyan, dan Pinus Pesona Hutan Toba

Danau Toba yang bisa ditempuh 4 jam menggunakan mobil dari Medan menuju Parapat diharapkan kian kaya dengan alternatif wisata yang membangkitkan geliatnya.

Oleh
ICHWAN SUSANTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/eFA8LOgkVfd2yZzSQm6LC_KjVEI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190502ich_MG_4876_1557203316.jpg
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Para pengunjung menikmati kedatangan primata siamang (Symphalangus syndactylus) di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, Kamis (2/5/2019), yang berada relatif dekat dengan Parapat, tempat wisata Danau Toba. Ini bisa menjadi wisata alternatif yang mendukung pariwisata prioritas nasional tersebut. Primata tersebut tinggal di habitat hutan setempat dan saat akan dilakukan pertunjukan, seorang pawang memanggil kelompok siamang beserta beruk dan monyet ekor panjang.

Abdul Rahman Manik, pawang monyet dan kera di Taman Wisata Kera Sibaganding, tampak panik dan berulang-ulang meniup terumpet tanduk kerbau yang diwarisi dari bapaknya. Ia kaget rombongan tamu yang dijadwalkan datang sejam lebih awal dari rencana semula pukul 14.00.

Awalnya, ia sudah menaksir beruk-beruk yang berada pada radius 6-7 kilometer itu akan datang sekitar pukul 14.00 pas dengan kedatangan rombongan. Alhasil, pada 2 Mei 2019, ketika Kompas mengikuti Media Visit Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi KLHK di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, Simalungun, Sumatera Utara, hanya tampak tiga siamang serta sejumlah monyet ekor panjang.

Editor:
yovitaarika
Bagikan