logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊAncaman Serangan Siber di...
Iklan

Ancaman Serangan Siber di Balik Wacana Pemilu Elektronik

Berkaca pada ancaman serangan siber dan kekuatan sistem keamanan siber yang dimiliki Indonesia, usulan mengenai pemilu elektronik tampaknya masih terlalu dini.

Oleh
YOHANES MEGA HENDARTO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/6P3w1gRUoP9Kykldz_UIqe2nyMU=/1024x765/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F04%2FWhatsApp-Image-2019-04-18-at-14.48.36_1555663108.jpeg
DOKUMENTASI KPUD NTB

Petugas Komisi Pemilihan Umum Nusa Tenggara Barat, Jumat (19/4/2019), di Mataram, mulai mencatatkan surat suara ke aplikasi Sistem Penghitungan sehingga bisa dipantau secara daring di seluruh Indonesia.

Pemilu serentak yang diadakan pada 17 April 2019 meninggalkan evaluasi besar terkait dengan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang sakit dan meninggal. Wacana penyelenggaraan pemilu elektronik pun digaungkan menyikapi kejadian itu.

Hingga Kamis, 2 Mei 2019, Komisi Pemilihan Umum menyebutkan terdapat 412 anggota KPPS meninggal dan 1.470 anggota sakit seusai pemilu. Penyebabnya para petugas mengalami kelelahan beban kerja, mulai dari persiapan hingga penghitungan ribuan surat suara dari lima pemilihan.

Editor:
haryodamardono
Bagikan