Pinisi telah menjadi legenda maritim Nusantara. Marwahnya terpatri di catatan sejarah ratusan tahun. Ketangguhannya telah diakui karena menaklukkan ganasnya samudra-samudra dunia. Hingga kini, kapal kayu tersebut masih bertahan di tengah perubahan zaman dengan beradaptasi dan bertransformasi. Di pesisir Tanjung Biradan Tana Beru, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tradisi tersebut terus dijaga.
Melalui tangan-tangan perkasa dan warisan ilmu tradisional dari leluhur, tradisi pembuatan pinisi tetap terjaga. Tahap pembuatannya sangat erat dengan budaya dan upacara adat. Mulai dari pembuatan lunas hingga proses penarikan kapal yang sudah jadi ke laut. Puluhan pekerja terlibat, semua bekerja sesuai kemampuan masing-masing.