logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPasar Uang Negara Berkembang...
Iklan

Pasar Uang Negara Berkembang Terimbas Sentimen AS dan Inggris

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/wjms6RCA-jdHiAtu2O5gMrfKQ-U=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190201_ENGLISH-TAJUK-1_A_web_1549028862.jpg
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Kegiatan di tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (1/2/2019), petugas valuta asing sedang menghitung sejumlah uang. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menguat tipis di penutupan perdagangan pada hari ini. Rupiah pada perdagangan spot exchange ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen ke level Rp 13 947 per dollar AS. Rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp 13.945 per dollar AS-Rp 13.985 per dollar AS.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pasar mata uang di negara-negara berkembang atau emerging market cenderung melemah selama sepekan terakhir. Pelemahan ini merupakan imbas dari sentimen global terkait sinyal resesi Amerika Serikat serta ketidakpastian Brexit dari Inggris.

Menurut analis pasar uang dari Asia Tradepoint Future, Deddy Yusuf Siregar, pelaku pasar uang, tengah memperhitungkan kembali investasinya di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Turki, dan Argentina. ”Sinyal resesi AS dan ketidakpastian keputusan Brexit menjadi sentimen yang memengaruhi,” ujar Deddy saat dihubungi, Sabtu (30/3/2019).

Editor:
khaerudin
Bagikan