Hari Air Sedunia
Masih Ada Yang Tertinggal
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190212_AIR-MINUM_A_web_1549969144-1.jpg)
Warga di Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara, menggunakan air sumur dari rembesan Kali Angke untuk mandi dan mencuci, Selasa (12/2/2019). Ketersediaan air bersih dari jaringan perpipaan yang dinilai mahal membuat masyarakat menengah ke bawah lebih memilih untuk mengakses air sumur kotor yang jauh dari layak untuk kebutuhan sehari-hari.
Air bagi semua dan tak boleh seorang pun tidak mendapatkannya. Itu sulit tercapai jika melihat realitas komodifikasi air sebagai barang ekonomi dan akses tak merata. Hak asasi atas air jauh dari jangkauan.
Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 menekankan keadilan, kesetaraan, dan memiliki moto no one left behind. Semua harus menikmati semua. Demikian juga tentang air. Air ialah sumber kehidupan dan kebutuhan dasar makhluk hidup. Maka, Hari Air Sedunia tahun 2019 diperingati tiap tanggal 22 Maret mengusung tema ”Tak Meninggalkan Siapa Pun”.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Masih Ada Yang Tertinggal".
Baca Epaper Kompas