logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊEksistensi Negara dan Sampah
Iklan

Eksistensi Negara dan Sampah

Oleh
Rini Kustiasih
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Puv4E71LvinSfRUSOTbfz_lDsNM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F20190301_PENUTUPAN_C_web_1551425245.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan sambutan dalam penutupan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019). Munas dan Konbes NU tersebut berlangsung sejak Rabu (27/2/2019).

Salah satu hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2019 yang menyedot perhatian, di samping tema yang terkait dengan isu kebangsaan, ialah putusan mengenai sampah plastik yang pengelolaannya wajib hukumnya. Keprihatinan NU terhadap tumpukan sampah plastik yang mencapai 130.000 ton per hari memicu pembahasan mendalam dalam rapat komisi ulama (bahtsul masail).

Namun, lebih dari itu, pengelolaan sampah di lingkungan pesantren mengusung misi pemberdayaan warga sekitar sehingga mereka bisa melakukan mitigasi bencana ekologis dan dengan sendirinya meningkatkan ketahanan pesantren dari ancaman bencana dan kerusakan lingkungan. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) melakukan pembinaan-pembinaan kepada warga pesantren, termasuk dengan pembentukan bank sampah.

Editor:
Bagikan