logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMemandang Papua dari Persepsi ...
Iklan

Memandang Papua dari Persepsi Sejarah Kebudayaan

Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ecY7k3BCSIuWtYonwkPQdBrH88I=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190225_095820_1551101182.jpg
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR

Dari kiri ke kanan: sejarawan Universitas Negeri Medan Rosmaida Sinaga, pakar genetik dari Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo, sejarawan Lipi Taufik Abdullah, moderator Adriana Elizabeth, dan sejarawan Universitas Indonesia Susanto Zuhdi dalam bedah buku "Papua dalam Arus Sejarah Bangsa" di Jakarta, Senin (25/2/2019).

JAKARTA, KOMPAS β€” Narasi mengenai sejarah Papua dari sudut pandang sosiologi dan antrolologi perlu semakin ditonjolkan. Metode ini memungkinkan melihat Papua sebagai bagian dari pembangunan bangsa dan keragaman budaya Indonesia.

"Selama ini, mayoritas literatur menyangkut Papua hanya mengulas sisi politik, keamanan, dan eksploitasi lingkungan karena ada polemik penulisan sejarah Papua yang Papua sentris, Indonesia sentris, dan Eropa sentris. Ketiganya memiliki sudut pandang yang bertentangan," kata sosiolog untuk kajian Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cahyo Pamungkas ketika menjadi penanggap dalam bedah buku "Papua dalam Arus Sejarah Bangsa" di Jakarta, Senin (25/2/2019).

Editor:
yovitaarika
Bagikan