logo Kompas.id
›
Utama›DBD Jadi Beban Ekonomi Negara
Iklan

DBD Jadi Beban Ekonomi Negara

Oleh
Tim Kompas
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LUpElgyHAl1T0q7CWKkK_uj06Qk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20190223IDO_DBD-2SILO.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Pasien Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang sebagian besar adalah anak-anak. Jumlah kasus DBD di Kalimantan Tengah berangsur turun meskipun demikian masih tinggi.

JAKARTA, KOMPAS—Tingginya angka kasus demam berdarah dengue di Indonesia membebani ekonomi negara. Padahal, penularan penyakit infeksi itu bisa dicegah lewat pemberantasan sarang nyamuk. Namun, implementasi kebijakan pengendalian penyakit itu masih  belum berjalan dengan baik.

Memasuki musim pancaroba, penularan demam berdarah dengue (DBD) terus terjadi dan menimbulkan biaya kesehatan. Haryono, warga Kota Mojokerto, Jawa Timur, menuturkan, anaknya yang berusia 11 tahun dirawat inap di Rumah Sakit Gatoel karena terkena DBD. Sebelumnya, ia sempat membawa anaknya ke puskesmas tapi tempat perawatan penuh, demikian pula RS Umum Daerah setempat.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan