Atong tengah sibuk bersama anak buahnya mengangkat hio yang sudah kering dijemur saat mendung tebal bergelayut di atas Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang, Banten, pertengahan Januari lalu. ”Kalau musim hujan begini repot, hio jadi lama kering. Yang harusnya tiga hari kering, bisa jadi seminggu,” kata Atong.
Saat ini, bersama lima pekerjanya, Atong menjalankan usaha pembuatan hio yang ia rintis sejak 1995. Ia memiliki dua mesin pembuat hio, tetapi hanya satu unit yang berfungsi. Akibatnya, dalam sehari rumah produksi hio milik Atong hanya menghasilkan 3.500 batang, rata-rata berukuran tinggi 70 sentimeter.