logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMenyusun Rencana untuk Karet
Iklan

Menyusun Rencana untuk Karet

Oleh
Ferry Santoso
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zffe-U0u9IiUL3cKrPToGTRJXr8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F68645919.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Petani menjual getah karet kepada pengumpul di Desa Rumah Sumbul, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (1/8/2018). Tujuh tahun terakhir, petani karet terpuruk karena harga karet hanya sekitar Rp 6.000 per kilogram, turun dari Rp 18.000 pada 2011. Akibatnya, banyak kebun tidak disadap, bahkan ditebang untuk dijual batangnya.

Indonesia berada di bawah Thailand sebagai negara produsen karet. Pada 2017, produksi karet Indonesia sebanyak 3,4 juta ton, sedangkan Thailand sekitar 4,75 juta ton. Sayangnya, harga karet saat ini masih rendah, yaitu 1,33 dollar AS per kilogram.

Harga yang rendah itu jelas kurang menguntungkan dari sisi penerimaan devisa ekspor. Setidaknya, harga karet diharapkan bisa 1,5 dollar AS-1,6 dollar AS per kilogram. Apalagi, dari 3,6 juta ton produksi karet Indonesia, hampir 3 juta ton produk karet remah (crumb rubber) diekspor.

Editor:
Bagikan