logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊAir Baku Buruk Bebani Produksi
Iklan

Air Baku Buruk Bebani Produksi

Oleh
Madina Nusrat/Dhanang David Aritonang/Ryan Rinaldy
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Q6KrnHfZLkv85iiV-ydnYF-8JC0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F20181226_133304_1548983702.jpg
KOMPAS/MADINA NUSRAT

Pasokan air baku untuk air minum warga DKI Jakarta yang dialirkan lewat Kalimalang atau Saluran Tarum Barat, masih rawan tercemar limbah domestik dan sampah. Warga masih menggunakan aliran itu untuk mandi, mencuci pakaian, dan buang hajat, termasuk bantarannya digunakan sebagai tempat penimbunan sampah, seperti dijumpai 26 Desember 2018 lalu, di daerah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

JAKARTA, KOMPAS – Buruknya air baku di Saluran Tarum Barat atau Kali Malang, membebani biaya produksi pengolahan menjadi air layak konsumsi bagi warga DKI Jakarta. Dua mitra swasta Perusahaan Air Minum Jaya (PAM Jaya), yakni PT Aetra dan PT Palyja mengakui, rendahnya kualitas air baku mengganggu produksi. Sebabm proses pengolahan air baku akan berlangsung lebih lama dan membebani biaya produksi.

Selain itu, buruknya air baku juga menimbulkan keresahan karena dikhawatirkan kualitas air bersih yang dikelola PAM Jaya itu pun buruk. Keresahan itu di antaranya diungkapkan Sumiharja (60), warga Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, pada akhir Desember lalu. Ia menduga penggunaan air baku yang buruk juga menghasilkan air bersih yang berkualitas rendah.

Editor:
khaerudin
Bagikan