logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊBrexit Bisa Menambah Angka...
Iklan

Brexit Bisa Menambah Angka Kematian Akibat Strok dan Serangan Jantung

Keluarnya Inggris dari blok Uni Eropa, atau yang populer dengan istilah "Brexit", bisa berdampak terhadap masalah kesehatan. Ribuan orang yang tinggal di Inggris berisiko meninggal karena serangan jantung dan strok dalam rentang satu dekade setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE) akibat melonjaknya harga buah-buahan dan sayuran impor.

Oleh
RETNO BINTARTI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8kBw0FDxc5QEJxx4Tu2AomkP0Rk=/1024x753/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2FTOPSHOT-BRITAIN-EU-POLITICS-BREXIT_75202116_1548841582.jpg
PHOTO BY TOLGA AKMEN / AFP

Seorang aktivis pro-Brexit yang memakai rompi kuning (kiri) berdebat dengan aktivis anti-Brexit yang memakai jaket bermotif bendera Inggris dalam demonstrasi di luar Gedung Parlemen Inggris di London, Inggris, Selasa (29/1/2019).

LONDON, RABU – Keluarnya Inggris dari blok Uni Eropa, atau yang populer dengan istilah "Brexit", bisa berdampak terhadap masalah kesehatan. Ribuan orang yang tinggal di Inggris berisiko meninggal karena serangan jantung dan strok dalam rentang satu dekade setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa (UE) akibat melonjaknya harga buah-buahan dan sayuran impor.

Peringatan itu muncul dalam hasil riset baru yang dipublikasikan jurnal kesehatan BMJ Open, Selasa (29/1/2019). Inggris dijadwalkan akan keluar dari UE pada 29 Maret mendatang. Hingga kini, masih belum ada kepastian soal jenis kesepakatan apa--jika ada--yang akan bisa dijalankan Perdana Menteri Inggris Theresa May dan juga soal apa dampaknya bagi perdagangan.

Editor:
samsulhadi
Bagikan