logo Kompas.id
UtamaAgama yang Inklusif Tangkal...
Iklan

Agama yang Inklusif Tangkal Populisme Agama Berkembang di Indonesia

Di Indonesia, gerakan populisme agama tidak memiliki prospek karena watak agama-agama  di Indonesia yang inklusif serta tatanan hukum dan realitas politik Indonesia yang tidak memberikan tempat bagi gerakan politik semacam populisme agama.

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uVo_T3I_382CBZ7BlOAKEdCiXFA=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F01%2F20190110abk1_1547138364.jpg
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Diskusi Kajian Etika dan Peradaban edisi ke-5 dengan tema “Modal Spiritual, Populisme Agama, dan Kemajuan Masyarakat” yang digelar Paramadina Institute of Ethics and Civilization bekerja sama dengan Yayasan Persada Hati di Auditorium Nurcholish Madjid, Kampus Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (10/1/2019) malam.

JAKARTA, KOMPAS - Belakangan muncul fenomena populisme agama di dunia. Di Indonesia, gerakan populisme agama tidak memiliki prospek karena watak agama-agama  di Indonesia yang inklusif serta tatanan hukum dan realitas politik Indonesia yang tidak memberikan tempat bagi gerakan politik semacam populisme agama.

Di Eropa, sekitar tiga dasawarsa terakhir beberapa figur politik mengusung gerakan populisme seperti yang dilakukan Geert Wilder di Belanda dan Marine Le Pen di Perancis yang mendirikan partai populisme politik masing-masing.

Editor:
yovitaarika, haryodamardono
Bagikan