Iklan
Martin Aleida dan Kisah-kisah Pelurus Sejarah
"Bertahun-tahun aku menanti sejak para penguasa mengumandangkan ET (eks tahanan politik) itu tak diperlukan lagi. Tetapi, hukuman yang batil itu masih saja menghantu di pojoknya. Momok itu tetap berjaga-jaga di sudut KTP-ku" (Cerpen Martin Aleida "Ode untuk Selembar KTP", Kompas, Minggu 17 Februari 2002).
Demikian kisah Iramani, ibu tua berusia 72 tahun yang harus menjual sebidang tanah warisan ayahnya di Solo untuk membuat selembar Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru tanpa tulisan ET di pojok kanan atas. Setelah membayar jutaan rupiah, ia serasa menemukan harga dirinya kembali.