Normalisasi Rupiah
Akhirnya, rupiah pun menikmati hari-hari terbaiknya belakangan ini. Dalam satu bulan terakhir, rupiah menguat dari Rp 15.200 per dollar AS menjadi Rp 14.252 per dollar AS (menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate 3/12/2018). Pertanyaannya, apakah penguatan rupiah ini bersifat permanen hingga tahun depan, atau fenomena sesaat yang masih rawan terkoreksi? Pada titik ekuilibrium berapakah rupiah kelak akan permanen dan stabil?
Faktor eksternal yang paling menonjol di balik penguatan rupiah adalah bekerjanya tiga faktor. Pertama, berlanjutnya penurunan harga minyak dunia yang berakibat berkurangnya tekanan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia, dari sisi inflasi dan subsidi. Kedua, kian kuatnya indikasi perekonomian AS mulai normal, yakni inflasi yang sudah “jinak” sehingga kenaikan suku bunga acuan tidak perlu agresif. Ketiga, kesepakatan “gencatan senjata” perang dagang antara Amerika Serikat dan China dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina.