logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊDistribusi Jagung Dinilai Jadi...
Iklan

Distribusi Jagung Dinilai Jadi Problem

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jTVFH3rasBEgLh0ip8DxsQGtQQo=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2FDSCN7510.jpg
KOMPAS/ADI SUCIPTO K

Pengembangan kawasan jagung modern di Banyubang, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, terbukti meningkatkan produktivtas jagung dari kisaran 5,5-5,8 ton per hektar menjadi 11,4 ton per hektar. Konsep kawasan jagung modern diadopsi di 12 kecamatan dengan total luas tanam mencapai 10.000 hektar.

JAKARTA, KOMPAS β€” Rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat pekan lalu, memutuskan impor jagung 100.000 ton hingga akhir tahun 2018 untuk memenuhi kebutuhan peternak unggas. Perum Bulog ditunjuk sebagai pelaksananya.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (4/11/2018), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan, batas maksimal volume impor jagung pakan itu sudah memenuhi kebutuhan peternak di sejumlah sentra. Secara nasional, rata-rata kebutuhan jagung pakan 210.000 ton per bulan.

Editor:
Bagikan