Pengganti Impor Belum Optimal
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2F20181023_CEO-FORUM_A_web_1540285781.jpg){kind=logo}
Lunch Discussion dengan CEO yang merupakan rangkaian acara jelang Kompas 100 CEO Forum 2018 di Jakarta, Selasa (23/10/2018). Diskusi dihadiri oleh nara sumber seperti (kiri-kanan) Direktur Utama PT Hartono Istana Teknologi/ Polytron Indonesia Hariyono, Vice CEO PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto, Presiden Direktur & CEO PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono, CEO PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk Hardianto Atmadja, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy (moderator), CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, Direktur Pengadaan Strategi 2 PT PLN (Persero) Iwan Supangkat, Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia Soekarwo, serta Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat.KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)23-10-2018
JAKARTA, KOMPAS-- Pembenahan sektor industri penopang ekspor perlu dipercepat untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan. Persoalan klasik dan mendasar, terutama pemanfaatan bahan baku lokal sebagai pengganti bahan baku impor, belum optimal karena industri hulu belum kuat dan terhubung dengan industri pengguna.
Di sisi lain, daya saing industri perlu ditingkatkan melalui penguatan riset dan pengembangan, serta investasi langsung yang berorientasi ekspor dan inovasi. Upaya itu perlu ditopang regulasi yang kompetitif, klusterisasi hulu ke hilir, dan pemberian insentif bagi eksportir dan pelaku industri yang ekspansi ke negara lain.