Mengejar Impian Hidup Lebih Baik
Lahir dan besar dalam lingkup kamp pengungsian Bangladesh selatan tak menyurutkan impian Rahima Akter (19) menjadi perempuan Rohingya pertama di dunia yang berpendidikan tinggi. Padahal mayoritas remaja perempuan seusia Akter sudah menikah dan memiliki anak. Kushi, panggilan sehari-hari Akter, tinggal di dalam rumah yang terbuat dari bambu dan kain terpal di perbukitan dalam kawasan hutan lindung.
Orang tua Akter termasuk dalam gelombang 250.000 warga Rohingya yang melarikan diri dari kerja paksa, penganiayaan karena alasan agama, dan serangan dengan kekerasan massal pada tahun 1990-an. Bagi Akter, pendidikan bisa menjadi jalan keluar dari kehidupan di kamp pengungsian. "Kalau kita berpendidikan, kita akan bisa merasakan kehidupan yang sebenarnya,β ujarnya.